Wednesday, September 1, 2010

Cerita anak seberang


Hai, perkenalkan... Namaku Maya. Umurku baru 9 tahun. Aku anak perempuan Dayak asli.Kalian tahu di mana suku Dayak berada? Yup, di pulau terbesar di Indonesia, pulau Kalimantan. Meskipun Kalimantan adalah pulau terbesar di Indonesia, tapi penduduknya tidak sepadat di Jakarta. Itu cerita pamanku yang sering berlayar ke Jakarta membawa kayu lho.

Pamanku juga putera Dayak dan bekerja sebagai pelaut. Kata beliau, di Jakarta rumahnya berdekat-dekatan bahkan rapat. Belum lagi di tambah pasar yang buka setiap hari. Ada juga mal-mal besar, bertingkat-tingkat dengan lampu terang di malam hari. Arus kendaraan di jalan...wah jangan ditanya, macet dimana-mana setiap hari!! Wuih, membayangkan itu semua ada kesan berantakan, menantang, tapi juga bikin penasaran. Suatu hari nanti aku juga ingin berkunjung ke Jakarta akh...

Lucunya kata paman, di Jakarta juga ada sungai, namanya sungai Ciliwung. Katanya sungai ini tidak dilayari banyak kapal, paling hanya ada beberapa kapal kecil untuk menyeberang kiri dan kanan sungai lewat tali yang direntang. Hihihi...lucu sekali, karena di Kalimantan sini kami menggunakan sarana transportasi sungai untuk bepergian. Sungai-sungai di Kalimantan beberapa sangat lebar dan bisa dilalui kapal cukup besar. Kalau kapal kecil sih tidak terhitung banyaknya.

Aku juga punya kapal kecil, kuberi nama Kapuas, seperti nama sungai dekat rumahku. Aku suka memancing bersama kakakku, kalau kami beruntung kami bisa dapat beberapa ikan yang cukup besar. Hmmm…enaknya ramai-ramai makan ikan bakar di tepi sungai.  

Setiap hari ibuku dan perempuan Dayak lainnya pergi ke sungai untuk mencuci, mandi, dan mengambil air. Kadang aku dan teman-teman berenang juga, tapi hanya di tepian. Kami harus berhati-hati karena seringkali arus sungai sangat deras terutama saat musim hujan tiba. Selain itu di sungai-sungai Kalimantan juga masih terdapat banyak buaya. Ihh…seraaam. Selain buaya, di sungai kadang terlihat ikan dugong atau sering disebut orang ikan duyung. Tapi bentuknya tidak seperti putri duyung dalam cerita anak-anak itu. 

Kalimantan sebagai pulau terbesar di Indonesia, daerahnya cukup luas. Ada daerah hutan hujan tropis yang penuh pohon-pohon besar dan hewan liar. Di daerah ini terdapat harimau, ular besar, babi hutan, kera dan berbagai jenis tanaman yang tidak mungkin ditemui di Jakarta, kan di Jakarta  tidak ada hutan hujan tropis, paling-paling ada taman kecil atau hutan kota, ya kan? 

Daerah hutan hujan tropis dekat rumahku sering dikunjungi peneliti dari berbagai negara lho. Kata mereka di dalam hutan banyak tumbuhan, jamur, dan hewan yang bisa berguna untuk pengobatan berbagai penyakit. Kadang-kadang aku dan teman-teman berkunjung ke kemah mereka. Melihat mereka mengumpulkan tanaman atau hewan kecil, menelitinya di bawah mikroskop, atau mengawetkannya di dalam botol berisi cairan. Asyiknya! Nanti kalau sudah besar aku ingin menjadi peneliti seperti mereka. Kata ayahku, aku pasti bisa, asal aku rajin belajar.

Di pinggir sungai atau di tepi laut di pulau Kalimantan ada daerah rawa-rawa juga. Ada pohon bakau, pohon api-api, pohon kingkit, dan masih banyak lagi. Daerah ini biasanya penuh dengan hewan air yang berkembangbiak. Udang kecil, ikan kecil, dan buaya kecil juga ada. Seringkali banyak monyet dan ular juga, jadi kita mesti hati-hati bila melewatinya. Lalu ada satu lagi daerah yang disebut lahan gambut. Nah yang ini mudah sekali terbakar saat musim kering dan malangnya sangat sulit dipadamkan bila sudah terbakar.  

Itu adalah sedikit cerita tentang tanah kelahiranku. Sebenarnya aku masih kepingin cerita tentang makanan khas kami, permainan yang sering kami lakukan, dan juga adat istiadat di sini. Tapi itu ceritaku di kesempatan berikutnya ya. Hmm ngomong-ngomong, Maya juga mau dengar cerita kalian doonk... hehehe... Sampai jumpa sahabat!



-kak eka-

(cerita ini dipublikasikan dalam Bosconian Kids,2009)


No comments:

Post a Comment