Friday, August 9, 2013

Berhitung vs Mengantri 2

Lanjut postingan tentang Berhitung vs Mengantri ya.
Orang tua memberi teladan sesuatu itu bagus, namun tidak cukup.
Seorang anak perlu mengerti pelajaran berharga di balik proses tersebut. Jadi tidak asal mengerjakan saja seperti seekor kerbau yang dicucuk hidungnya, terseret ke sana ke sini. Iya kalo terseret yang benar, kalo terseret ke arah 'salah', bisa berabe...

Balik ke topik tentang mengantri. Ternyata memang banyak pelajaran berharga di balik proses mengantri.

Dalam mengantri,
1. Anak belajar managemen waktu.
Mau antri paling depan dan dapat layanan cepat? Ya siapkan diri dan datang lebih awal.
2. Anak belajar menghargai hak orang lain.
Yang datang awal tentu dilayani lebih dulu, siapapun dia.
3. Anak belajar disiplin dan menghargai waktu.
4. Anak belajar sabar, tabah, dan tahu ada proses untuk mencapai sesuatu.
Menunggu antrian itu tidak enak tapi perlu untuk kelancaran bersama dalam mencapai tujuan.
5. Anak belajar kreatif.
Apa ya yang bisa dikerjakan sambil menunggu dalam antrian? Baca buku, mendengarkan materi pelajaran, mendengarkan musik, menulis cerita (psst...bahan blog ini hasil menulis saat antri ambil barang di bisnis ku lho), bersosialisasi dengan sesama (ngobrol, tukar informasi), main game bersama, dsb. Ternyata banyak hal berguna bisa dilakukan saat mengantri.
6. Anak belajar hukum sebab-akibat.
Datang telat-dapat giliran belakangan. Datang awal-dilayani duluan. Main serobot-malu ah!

Masih panjang deretan 'kebaikan' atau pelajaran berharga dari proses mengantri.
Silahkan tambahkan sendiri listnya berdasarkan pengalaman mungkin? Monggo...
Jadi...BUDAYA MENGANTRI? Gue banget!
Berani bilang begitu?

Thursday, August 8, 2013

Beragam Produk Gratis di Bulan Penuh Berkah

Oriflame bagi-bagi produk gratis tiap hari selama bulan Agustus!
Artinya, seorang konsultan bisnis oriflame bisa dapat 31 produk gratis selama 31 hari.
Beneran nih?
Ya pasti beneran lah dan produknya juga bukan produk sembarangan lho.

Dari segi kualitas produk, ok: produk natural alias alami.
Dari segi fungsi produk, ok: berguna banget buat perawatan tubuh dan kecantikan.
Dari segi tampilan produk, cakep banget.

Aku juga sudah dapat 2 produk gratis lho. Sekali dapat M&H hand-body cream yang bisa bikin kulit lembut dan harum banget. Satu lagi dapat maskara yang bisa bikin tampilan mata lebih 'twink-twink'.

Gimana cara dapetin produknya?
Gimana cara jadi konsultan oriflame?
Emang ini bisnis apaan sih?

Bisnis di d'BCN Oriflame memang seru banget! Sistimnya jelas, bisa dikerjain bareng temen-temen, bisa offline atau online, dan...psstt modal pendaftaran RP.49.900,- saja. Puasa nonton sekali atau maksi di mall bisa jadi modal awal bisnis nan berkah. Keuntungan lain buanyak, tunggu postingan berikutnya mengenai kupas tuntas bisnis d'BCN Oriflame!

Kagak takut kesaing? Enggak lah, di bisnis ini kita harus kerjasama dan kerja cerdas. Kagak perlu sodok-sodokan, karena di bisnis ini kita bisa banget sukses berjamaah.

Pemenang Kuis Hari Komunikasi Sedunia

Nerusin postingan Kunjungan BIA ke perpustakaan Don Zatti dalam rangka Hari Komunikasi Sedunia ya.
Setelah adik-adik BIA berkreasi, tentu ada juga kuis berhadiah di akhir kunjungan.
Pertanyaannya: apa nama perpustakaan paroki St. Yohanes Bosco?

Sebenarnya nama Don Zatti tercantum jelas di samping pintu masuk perpustakaan, namun seringkali karena semangatnya orang-orang masuk tanpa memandang tulisan tersebut. Nah, sekarang sudah tahu kan!

Dari jawaban yang masuk, ada yang menjawab benar, namun tidak sedikit yang kurang tepat dalam penulisannya. Namun berhubung ini berkaitan dengan nama orang, kami memutuskan hanya jawaban yang betul-betul tepat yang diikut sertakan dalam pengundian pemenang.

Dan...inilah pemenang kuis perpustakaan dalam rangka Hari Komunikasi Sedunia:
1. Aurelia.
2. Nancy.
Selamat buat kedua pemenang.
Hadiah sudah disampaikan kepada pemenang pada tanggal 4 Agustus 2013 di perpustakaan Don Zatti.

Buat yang belum menang, jangan kecewa. Tunggu kuis perpustakaan edisi berikutnya!
Semangat!

Friday, August 2, 2013

Berhitung vs Mengantri


Ada sharing dari seorang teman tentang berhitung vs mengantri.
Aih...kagak nyambung itu. Hehe...Sabar dulu, ini materi nyambung banget terutama di Indonesia saat ini yang sangat mengagungkan ‘kepandaian’ berhitung. 

Tengok sekeliling kita, semua berlomba-lomba mengajarkan berhitung sedini mungkin. Dulu belajar bicara mulai dari mama, papa, nenek, rumah, dst. 
Sekarang mulai mama, papa, sa...tu, du...a, dst. Kalo perlu lewatin tuh kata mama-papa, langsung berhitung aja. Miris ya.

Balik lagi ke topik. Teman ini membagi cerita tentang percakapannya dengan seorang guru di Australia.
Guru itu berkata bahwa mereka tidak khawatir jika anak setingkat SD belum fasih berhitung. Namun mereka sangat khawatir bila anak setingkat SD itu belum bisa antri dan ingat pelajaran penting di balik proses mengantri.
Huah...segitunya ya?

TAPI...dengar penjelasannya bikin #plak # tertampar banget.
Ini penjelasan guru tsb:
1.       Hanya perlu waktu 3 bulan intensif untuk anak bisa matematika. Namun perlu setidaknya 12 tahun untuk melatih anak mengantri dan selalu ingat pelajaran berharga di balik proses mengantri.
2.       Umumnya hanya sebagian kecil anak kelak memilih profesi yang berhubungan erat dengan matematika. Namun semua anak pasti membutuhkan etika moral dan pelajaran berharga dari mengantri di sepanjang hidup mereka kelak.

Hiks...bener banget ya. Materi etika moral kehidupan menjadi bagian terbelakang atau dibuat jadi paling belakang demi nama ilmu pengetahuan/matematika/apapun itu.

Jujur, berapa dari kita masih mengajarkan anak berkata terima kasih saat diberi sesuatu oleh orang lain? Berapa banyak orang tua yang membiasakan anak selalu pamit bila hendak keluar rumah?
Atau tidak ambil pusing...
Ah, harusnya udah tahu.
Lah, kalo bukan orang terdekat yang ngajarin gimana tahu?
Dari guru, dari lingkungan, dari tontonan di TV?
Aih...Yakin?

Atau dalam urusan mengantri nih. Saat antri untuk main di arena hiburan. Antrian panjang.
Apakah anak dilatih untuk turut antrian dengan cara menyenangkan?
Atau orang tua malah mencari alasan buat bisa masuk duluan seperti bilang penjaga, udah siang nih minta duluan atau minta anak lain untuk ngalah sama anak kita dengan alasan ngalah dong ama yang kecil badannya,  atau ngomel panjang lebar supaya penjaganya kesal dan disuruh duluan anaknya atau bisik2 ke anak untuk serobot aja atau nyusup2 lewat tali pembatas.
Apa pun alasannya yang penting kagak usah antri. Saya datang, saya bak raja minta langsung dilayani! Duh...mau di bawa ke mana generasi mendatang?

Tidak perlu tuding menuding.
Tidak perlu salah menyalahkan.

Mari para orang tua mulai ambil sikap. 
Mulai dari diri sendiri. Memaksa diri (sebagai awalnya mungkin) buat antri dengan sopan.
Beri teladan kepada anak-anak, tidak cukup hanya memberi perintah. Anak-anak belajar dari apa yang mereka lihat sehari-hari.

Mulai dari sekarang.
Nggak pakai besok-besok aja atau ntar atau nanti atau...12 tahun lagi?

Mari jadikan dunia lebih indah dan menyenangkan untuk semua.

Note: Thanks banget buat temen yang sudah sharing percakapannya dengan guru tsb. 
Posting berikutnya topiknya pelajaran berharga dari proses mengantri. Ada yang mau urun saran? Yuk...