Album foto itu masih terbuka di atas meja tempat terakhir kulihat, sebelum kurebahkan tubuhku di tempat tidur. Album foto berisi cerita saat kita study tour ke Musium Gajah. Ya...Musium Gajah dan Monas juga. Kupejamkan mata sejenak mengingat saat-saat itu. Dengan kemeja putih dan rok bergaris-garis biru, kita bergabung dengan ratusan siswa pergi berombongan. Betapa belianya kita saat itu.
Kucoba mengingat masa-masa itu. Bukan hal mudah dilakukan setelah lebih dari 25 tahun berlalu. Namun percikan-percikan kecil itu terus saja berlompatan dalam pikiranku.
Ingat kah kawan, saat di dalam bis kita sempat berbincang tentang lompat tali terakhir. Siapa yang paling hebat, siapa yang selalu tersandung, siapa anak laki-laki yang selalu ikut bermain bahkan tak jarang mengalahkan kita yang perempuan.
Ingat kah kawan, kau pernah bertanya tentang 'teman spesial' ku. Tahukah kamu dia pernah bertanya hal serupa dengan yang kau tanyakan? Secara iseng ku jawab bagaimana kalau dirinya. Dan tahukah kawan, dia terdiam dengan senyum terkulum sambil tetap menatapku dan ini malah membuatku jengah. Apa yang ada dalam pikirannya?
Ingat kah kawan, kita pernah berlari bersama ke depan kantor polisi saat berangkat sekolah dan di tengah jalan didekati seorang laki-laki dengan banyak pertanyaan. Apa yang kita pikirkan saat itu?
Ingat kah kawan, saat kita dihukum bersama di luar kelas dan harus menulis 100 kalimat karena lupa membawa buku matematika. Ketua kelas kok dihukum!
Ingat kah kawan, saat kita harus maju satu-satu dan bernyanyi di depan kelas. Dengan suara gemetar karena grogi (maklum penyanyi kamar mandi) aku menyanyikan lagu nyiur hijau. Dan ingat kah kawan waktu guru itu memuji bagus padahal menurutku vibrasi itu terjadi karena aku sungguh-sungguh gemetar.
Ingat kah kawan, saat kita pergi mengunjungi rumah chicha yang penyanyi bersama-sama? Begitu ramai suasana saat meminta tanda tangan. Atau saat kita diajak mengunjungi rumah adi yang juga penyanyi namun rumahnya kosong saat itu? Yakin kah kamu itu rumahnya? Tidak tahu persis tapi itulah yang namanya kepercayaan seorang kawan.
Ingat kah kawan, saat kita lulus dan memutuskan untuk bersekolah di tempat yang berbeda? Kenapa begitu! Apakah kawan menyesal? Aku yakin tidak. Perpisahan itu memang menyedihkan namun juga memberi banyak kenangan indah untuk dikenang kita bersama.
Terima kasih kawan untuk semua jalinan cerita kita. Banyak saat suka meski adapula dukanya. Semua terukir indah di dalam sanubariku dan aku yakin juga dalam sanubarimu.
Teruntuk semua 'kawan masa kecil ku' di mana pun kalian berada saat ini.
mengenang sahabat waktu kecil dengan momen-momen yang tak terlupakan ...
ReplyDeleteIya nih, lagi menyegarkan ingatan masa kecil yang memang tak terlupakan. Thanks ya udah mampir.
ReplyDeleteMembuat mata berkaca kaca...
ReplyDeleteHai mas Sunoto di Purwodadi. Moga mata yang berkaca-kaca karena mengenang saat indah ya mas, bukan saat sedih. Salam dari Jakarta.
ReplyDelete