Hari minggu pagi baru aja selesai bubarin pertemuan anak-anak. Duduk di lantai, buka Hp, liat sms. Nggak percaya rasanya waktu baca sms teman yang mangabarkan: Mbak Hana meninggal, tadi pagi di rumah sakit Husada.
Tercenung setengah tak percaya, berusaha mengingat semua kenangan tentang mbak hana. Jujur, tidak terlalu banyak tahu juga tentang dia meski hampir tiap hari bertemu di bis jemputan kantor. Meski satu bis jemputan, kami beda kantor. Yang jelas, orangnya energik banget, selalu aktif dan senang menolong orang. Selalu peduli terhadap penumpang lain. Dan pastinya selalu dia yang dicari orang kalo butuh sarapan. kenapa? Karena dia hampir selalu membawa jajanan pasar titipan temannya untuk dijual. Dan...untung di kita-kita, kalo pas nggak sempat bawa sarapan, pasti cari mbak Hana buat beli sarapan. Meski usia kehamilan sudah 6 bulan, hal itu tidak menyurutkan segala keaktifan mbak Hana. Malah kadang, kami yang lebih khawatir dari dia.
Pikiranku melayang, teringat hari jumat sore ketika pulang, supir bis kami bercerita kalo tadi setelah makan siang, mbak Hana tiba-tiba terjatuh lemas di pintu kantor dan beliau termasuk orang yang menolongnya dan membawa ke rumah sakit Husada. Sabtu..kantor libur. Minggu pagi berita duka itu beredar.
Sungguh...tidak seorang pun tahu kapan maut menjemput. Siapa yang menyangka kalo Jumat pagi itu kami masih bertemu dengan nya dalam kondisi sehat dan sore harinya terbaring koma sebelum akhirnya berpulang kepada Penciptanya di hari minggu subuh?
Sedih...kaget...terlebih saat itu dia sedang mengandung anak yang sangat diharapkan oleh seluruh keluarganya. Tapi Tuhan punya rencana lain. Yang harus dilakukan adalah pasrah, rela, dan tetap percaya bahwa Tuhan mempunyai rencana indah bagi dia dan semua orang yang ditinggalkan.
Selamat jalan mbak Hana! Selamat berbahagia bersama 2 bidadari kecilmu di Surga.....
Teriring doa dari kami semua di bis jemputan (rute cililitan).
No comments:
Post a Comment